LARUT DALAM CINTA

LARUT DALAM KEKUATAN CINTA.

Bismillah…

Aku meminta ijin dari Sang Pemilik Cinta Juga Dari Baginda nan Paling Tercinta.

Entah dari mana harus kurangkai kata ini
kala setiap orang menjerit tentang jenuh yang melanda, sedangkan diri ini justru larut dalam cinta.

Seketika aku berpikir tentang indahnya jenuh dan mengeluh, namun seolah hati berkata yang di dapat hanyalah peluh
karena memang sebenarnya tak ada guna nya mengeluh.

Lalu aku mengupas tentang indahnya cinta
Subhanallah…, tak terbatas harus ku artikan maknanya bagai seorang pujangga sufi berkata ” Kala menafsir cinta, akal terbaring tak berdaya”.

Yaa…., aku sadar kini, bahwa segalanya berdasarkan tentang cinta dan semuanya serupa melodi nan berirama.

Lalu ketika akal kutundukkan dan berserah pada cinta, maka apa yang harus aku keluhkan?

Ohh Cinta… Kau buat diriku terbang bersama singgasana keabadian. Abadi dalam bahagia dan berserah.

Kutegakkan cinta dihadapanku dan dia mulai berkata ;

” Aku yang membuatmu tegar di hempasan badai.. Aku pula yang menjadikanmu menemukan jalan keabadian. Menuntunmu menjadi panutan dari titipan. Lalu ? Masih ada yang engkau keluhkan?”

Aku tertunduk malu seraya terheran. mengapa masih saja ada kata jenuh dan lelah dalam perjalanan cinta.

Namun Cinta melanjutkan ;

” Rasa lelah yang engkau peroleh berasal dari fikiranmu sendiri. Ketika segala sesuatu didasarkan dengan cinta, maka yang tinggal hanya bahagia.”

“ingatkah ketika engkau menikah dan mendamba keturunan ? Ketika titipan itu datang , rasa lelah mu terbayar. Lalu pantas kah engkau jenuh terhadap sebuah titipan yang engkau sendiri menginginkannya?

Cinta pun tersenyum…..

Pandang titipan itu sebagai perwujudan cinta kita. Hingga dengan mereka, engkau akan kembali dengan tegak dalam pelukan hangat Sang Cinta.

Sebelum berlalu Cinta berpesan….

Hanya Cinta tujuan dari hidup ini.
Ketika akal terbaring dengan pasrah hati, maka manisnya cinta baru dapat dirasai. Berserahlah dari ego diri. Dirimu kutunggu di ujung titian ini. Demi cinta dan keabadian hakiki….

KARNA KEKUATAN CINTA, aku lantas terpatri pada sebuah kesetiaan.

• Cinta kepada Allah Swt yg sudah memberikanku Kehidupan, Kesehatan, Perlindungan, Rizki, Orangtua dan Pendamping hidup yg baik.

• Cinta kepada suamiku, rasa terimakasih dan bangga atas keputusannya memilihku menjadi wanita yg pantas mendampinginya, menjadi ibu yg melahirkan anak-anaknya, dan memberikan rumah yg nyaman, cinta, kasih sayang dan rasa aman.

• Cinta terhadap anak-anak yg telah aku lahirkan, rasa syukur dan bangga menjadi seorang ibu, bahwa Alloh mempercayaiku dengan menitipkan mereka menjadi buah cinta penerus kehidupan ini, agar aku jaga dengan sebaik mungkin. Anak-anak yg kehadirannya membuat aku menjadi wanita yg sempurna.

Dan ajaib !

Karena, untuk mereka aku tdk pernah merasa kelelahan sedikitpun. Seperti sedang berjalan kearah impian yg tak kuperdulikan seberapa jauh perjalanan itu agar bisa sampai ke tujuan, sehingga kelak aku bisa menutup mata dengan bahagia.

Apa semua wanita didunia ini punya pemikiran yang sama utk lebih memprioritaskan kebahagiaan suami, anak-anak dan keluarganya diatas kesenangan pribadinya ?

Hmmmm….
Tentu saja, selama mereka memiliki tujuan yang sama. Untuk meraih cinta Allah Swt..

Posted from WordPress for BlackBerry.

Tinggalkan komentar